Guru SMPN 5 Indralaya Utara Ikuti Pelatihan Asesmen Berbantuan Kecerdasan Buatan
TRANS SUMSEL – Sebanyak 14 guru dari SMP Negeri 5 Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, mengikuti pelatihan pembuatan asesmen pembelajaran berbantuan kecerdasan buatan (AI) yang digelar oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Sriwijaya. Kegiatan yang bertempat di laboratorium IPA SMP Negeri 5 Indralaya Utara ini bertujuan meningkatkan literasi asesmen guru sekaligus memperkenalkan pemanfaatan teknologi AI dalam praktik evaluasi pembelajaran secara kritis dan kontekstual.
Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2025 — menggunakan pendekatan learning by doing, menggabungkan pemahaman teoretis tentang prinsip asesmen formatif dengan praktik langsung menggunakan platform berbasis AI seperti Quizizz, Google Forms dengan add-on AI, Quillionz, dan Gemini. Para guru tidak hanya belajar membuat soal, distraktor, dan rubrik, tetapi juga diajak memahami pentingnya validasi hasil AI oleh guru sebagai bentuk profesionalisme pedagogis. “AI adalah alat bantu, bukan pengganti pertimbangan guru,” ujar Hamdi Akhsan, ketua tim pengabdian dari Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, dengan nilai Normalized Gain (N-gain) rata-rata mencapai 0,68—termasuk kategori sedang. Meski demikian, masih ditemukan miskonsepsi pada dua konsep teknis, yaitu anggapan bahwa subjektivitas dapat diterima dalam asesmen dan kesalahan dalam mendefinisikan distraktor. Temuan ini menjadi dasar rekomendasi untuk penguatan pelatihan lanjutan yang lebih fokus pada konstruksi instrumen penilaian dan pendekatan reflektif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Sriwijaya dalam mendukung pemerataan kualitas pendidikan di wilayah pedesaan melalui integrasi teknologi yang bijak. Tim pengabdian juga memberikan pendampingan daring selama dua minggu pasca-pelatihan serta menyediakan contoh prompt AI yang dapat digunakan guru dalam menyusun asesmen. Diharapkan, model pelatihan ini dapat direplikasi di sekolah-sekolah lain sebagai upaya memperkuat kapasitas guru di era digital.
