Penerapan dan Pendampingan Pembelajaran Abad 21 melalui Model Pembelajaran Inquiry Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Guru dan Siswa di Palembang
TRANS SUMSEL – Tim Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Palembang melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Madrasah Ibtidaiyah Firqoniah dan M.Ts Furqoniyah Gandus Palembang. Kegiatan yang berlangsung pada Mei dan November 2025 itu mengusung tema “Penerapan dan Pendampingan Pembelajaran Abad 21 Melalui Model Pembelajaran Inquiry Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Guru dan Siswa di Palembang.”
Sebayak 20 guru mengikuti pelatihan tersebut. Kegiatan juga dihadiri Ketua Yayasan, Drs. H. Mustofa, M.Pd., serta para kepala sekolah dan dewan guru. Pelatihan dipimpin langsung oleh Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Dr. Dra. Sakdiah Wati, M.Pd.
Tantangan Guru di Era Perkembangan IPTEK
Dalam sambutannya, tim PkM menekankan pentingnya kesiapan guru menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta tuntutan kurikulum terbaru. Guru perlu terus berinovasi agar mampu mengintegrasikan teknologi dan menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan relevan bagi peserta didik.
“Guru tidak hanya dituntut mengajar, tetapi juga mampu mengelola kelas yang aktif, menarik, sekaligus memfasilitasi kegiatan belajar yang tidak membosankan. Salah satunya dengan memperkaya media dan sumber belajar,” demikian dijelaskan dalam sesi pemaparan materi.
Para pemateri juga menilai bahwa media pembelajaran—baik berupa video, buku, film, multimedia interaktif, hingga alat peraga—mempunyai peran penting dalam menarik perhatian siswa sekaligus memudahkan penyampaian materi.
Pendalaman Model Inquiry Based Learning
Model Inquiry Based Learning (IBL) menjadi fokus utama dalam pelatihan ini. IBL merupakan pendekatan yang menekankan proses pencarian, penyelidikan, dan penemuan informasi secara aktif oleh siswa. Melalui model ini, siswa didorong untuk bertanya, merumuskan hipotesis, melakukan penyelidikan, hingga menyimpulkan berdasarkan bukti yang ditemukan.
Menurut pemateri, IBL berakar pada teori konstruktivisme, yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. “Guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber informasi,” ujar Dr. Sakdiah Wati saat memberikan materi pendampingan.
Pendekatan ini dinilai mampu menumbuhkan kreativitas, rasa ingin tahu, keterampilan berpikir kritis, serta tanggung jawab belajar siswa.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan berlangsung selama dua hari, dimulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB di dua madrasah lokasi kegiatan. Susunan acara meliputi pembukaan oleh moderator, sambutan Ketua PkM dan kepala madrasah, penyampaian materi, pelatihan dan pendampingan, sesi tanya jawab, pengisian daftar hadir, serta penutup.
Di antara materi yang disampaikan adalah pengenalan konsep IBL, langkah-langkah penerapan di kelas, hingga praktik langsung penyusunan media pembelajaran berbasis pendekatan tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kompetensi pedagogik guru, tetapi juga mendorong guru mengembangkan media pembelajaran modern sesuai kebutuhan siswa di era pembelajaran abad 21.
